Halaman
Hukum Dasar Kimia
1
BIOLOGI 3
Ida Herlina • Riana Yani • Eva Latifah Hanum
Widi Purwianingsih • Dian Peniasiani • Musarofah
SMA SMA
SMA SMA
SMA
dan MA Kelas XII
dan MA Kelas XII
dan MA Kelas XII
dan MA Kelas XII
dan MA Kelas XII
2
Kimia Kelas X SMA dan MA
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
dilindungi Undang-undang
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional
dari Penerbit PT. Remaja Rosdakarya
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009
Diperbanyak oleh ....
B I O L O G I 3
SMA dan MA Kelas XII
Penulis
:
Ida Herlina
Riana Yani
Eva Latifah Hanum
Widi Purwianingsih
Dian Peniasiani
Musarofah
Penelaah
:
Djamhur Winatasasmita
Editor
:
Pipih Latifah
Desain Sampul
:
Guyun Slamet
Ilustrator
:
Rochman Suryana
Perwajahan
:
Pepen S.
Ukuran Buku
:
17,5 x 25 cm
574.07
BIO
Biologi 3 : Kelas XII SMA dan MA / penulis, Ida Herlina... [et al] ;
editor, Pipih Latifah . — Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
vi, 290 hlm, : ilus. ; 25 cm
Bibliografi : hlm. 281
Indeks
ISBN 978-979-068-831-5 (nomor jilid lengkap)
ISBN 978-979-068-842-1
1. Biologi-Studi dan Pengajaran
I. Pipih Latifah
II. Ida Herlina
Hukum Dasar Kimia
3
K A T A S A M B U T A N
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat
dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan
Nasional, pada tahun 200
9
, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran
ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat
melalui situs internet (
website
) Jaringan Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang
memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran
melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta
karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan
secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya
kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (
down load
)
,
digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya
harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Diharapkan
bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses sehingga siswa
dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada di
luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini.
Kepada para siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku
ini sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu
ditingkatkan mutunya. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami
harapkan.
Jakarta, Juni 2009
Kepala Pusat Perbukuan
4
Kimia Kelas X SMA dan MA
KATA PENGANTAR
Ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan
sosial serta teknologi, akhir-akhir ini berkembang sangat pesat dan masih
terus akan berkembang. Hal ini menuntut Biologi sebagai ilmu dasar dan
ilmu murni serta sebagai salah satu bidang IPA untuk dapat berperan dan
mengikuti perkembangan tersebut.
Salah satu tujuan pembelajaran Biologi di SMA adalah mengembangkan
kemampuan berpikir analitis untuk memecahkan konsep-konsep Biologi
dikaitkan dengan contoh-contoh yang ada di lingkungan sekitar yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Untuk mengembangkan
keterampilan proses dalam memperoleh konsep-konsep Biologi dan
menumbuhkan nilai dan sikap ilmiah, kami sajikan beberapa kegiatan,
eksperimen maupun noneksperimen. Selain itu, buku ini dikembangkan
dengan pendekatan deduktif dan pada bagian-bagian yang dianggap perlu,
penulis lakukan pendekatan induktif. Pada bagian awal setiap bab terdapat
peta konsep untuk memudahkan siswa mengetahui materi yang akan dibahas
pada bab tersebut, dilengkapi pula dengan rangkuman dan kata kunci yang
memuat kata-kata yang perlu dipahami. Selain itu, pada setiap akhir bab,
akhir semester, dan akhir tahun dilengkapi evaluasi yang sesuai dengan tiga
ranah evaluasi, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Harapan penulis semoga buku ini akan sangat bermanfaat, baik untuk
guru maupun untuk para siswa. Akhir kata, kami ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah mendorong dan membantu terwujudnya
buku ini. Saran dan koreksi untuk peningkatan mutu buku ini sangat kami
harapkan.
Bandung, Juni 2007
Penulis
Hukum Dasar Kimia
5
DAFTAR ISI
KATA SAMBUTAN
KATA SAMBUTAN
KATA SAMBUTAN
KATA SAMBUTAN
KATA SAMBUTAN
iii
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISIDAFTAR ISI
DAFTAR ISIDAFTAR ISI
DAFTAR ISI
v
BAB I
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
1
A. Perencanaan Percobaan
3
B. Pelaksanaan Percobaan
5
C. Penyampaian Hasil Percobaan
10
D. Pertumbuhan dan Perkembangan
11
Rangkuman
27
Evaluasi Akhir Bab
28
BAB II
Metabolisme
Metabolisme
Metabolisme
Metabolisme
Metabolisme
33
A. Komponen-Komponen Utama dalam Metabolisme
35
B. Proses Katabolisme Karbohidrat
40
C. Proses Anabolisme Karbohidrat
48
D. Keterkaitan Proses Katabolisme dan Anabolisme
55
E. Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan
Protein
56
F. Teknologi yang Terkait dengan Metabolisme
58
Rangkuman
64
Evaluasi Akhir Bab
65
Bab III
HereditasHereditas
HereditasHereditas
Hereditas
67
A. DNA, Gen, dan Kromosom
69
B. Peranan DNA dan RNA dalam Pembentukan Kode
Genetik
87
6
Kimia Kelas X SMA dan MA
C. Kaitan Mitosis dan Meiosis dengan Hreditas
92
D. Prinsip Hereditas dan Mekanisme Pewarisan Sifat
103
E. Mutasi
155
Rangkuman
173
Evaluasi Akhir Bab
176
Evaluasi Akhir Semester
181
Bab IV
Evolusi Makhluk Hidup
Evolusi Makhluk Hidup
Evolusi Makhluk Hidup
Evolusi Makhluk Hidup
Evolusi Makhluk Hidup
191
A. Pemahaman tentang Teori Evolusi Biologi
193
B. Informasi Ilmiah tentang Evolusi Makhluk Tertentu
217
C. Tanggapan terhadap Teori Evolusi Pasca-Darwin
218
Rangkuman
223
Evaluasi Akhir Bab
225
Bab V
Bioteknologi
Bioteknologi
Bioteknologi
Bioteknologi
Bioteknologi
229
A. Arti dan Prinsip Dasar Bioteknologi
231
B. Bioteknologi Konvensional dan Modern
233
C. Jenis-Jenis bioteknologi
234
D. Produk-Produk Bioteknologi
237
E. Dampak Bioteknologi terhadap Sains, Lingkungan,
Teknologi, dan Masyarakat
256
Rangkuman
262
Evaluasi Akhir Bab
263
Evaluasi Akhir Tahun
267
Glosarium
275
Daftar Pustaka
281
Indeks
283
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
1
Percobaan Pertumbuhan pada
Tumbuhan
Bab I
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, siswa dapat:
1.
mengidentifikasi faktor luar yang memengaruhi pertumbuhan tumbuhan;
2.
merencanakan serta melaksanakan percobaan pertumbuhaan pada tumbuhan;
3.
merencanakan argumentasi teori-teori pertumbuhan tanaman;
4.
menentukan variabel bebas dan variabel terikat;
5.
menentukan parameter pengukuran pertumbuhan suatu jenis tanaman;
6.
mengomunikasikan hasil percobaan;
7.
menjelaskan pengertian pertumbuhan dan perkembangan;
8.
menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan.
Sumber:
Biologi Jilid 2,
Campbell
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
1
2
Biologi Kelas XII SMA dan MA
PETA KONSEP
Percobaan Pertumbuhan
pada Tumbuhan
diawali
meliputi tahapan sbb:
diikuti
kemudian
lalu
serta
yang ditunjang oleh
sehingga dapat dilakukan
serta ketepatan
yang memerlukan
dapat disampaikan
atau
serta
yang menjelaskan
membuktikan adanya
Perencanaan
Percobaan
Pelaksanaan
Percobaan
Penyampaian
Hasil
Percobaan
Pertumbuhan
dan
Perkembangan
Pengumpulan
Data
Alat dan Bahan
Lisan
Pertumbuhan
pada
Tumbuhan
Perumusan
Masalah
Cara Kerja
Tertulis
Faktor-Faktor
yang Memengaruhi
Pertumbuhan
Preduksi
Penyusunan
Hipotesis
Analisis Data
Metode
Penelitian
diakhiri
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
3
D
i kelas X kamu telah belajar melaksanakan penelitian ilmiah, dimulai
dari merencakan penelitian, melaksanakan penelitian, dan cara
mengomunikasikannya. Selain itu, dipelajari pula bagaimana mengumpulkan
dan menyusun data untuk selanjutnya mengolah data tersebut sehingga
diperoleh kesimpulan yang lengkap.
Pada kesempatan ini, kamu akan mempelajari sekaligus melakukan
percobaan tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan melalui
kegiatan nyata di lapangan, sehingga kamu dapat mengetahui pengaruh
faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan.
A. Perencanaan Percobaan
Sebelum melaksanakan percobaan atau penelitian harus dibuat
perencanaan yang isinya meliputi hal-hal berikut.
1.
Menentukan tema dan rumusan masalah serta variabel yang diteliti.
2.
Menyusun hipotesis secara deduktif dari teori yang sudah ada.
3.
Menetapkan metode dan instrumen penelitian.
4.
Menentukan sampel.
5.
Menentukan teknis analisis data atau statistik.
Langkah-langkah tersebut dilakukan sebelum melaksanakan percobaan
atau penelitian guna memperoleh data empiris dan apa yang dilakukan di
lapangan disesuaikan dengan apa yang telah direncanakan. Data yang berasal
dari lapangan masih merupakan informasi atau data kasar. Informasi atau
data kasar ini masih harus diolah atau dianalisis agar dapat menjawab per-
masalahan.
Tema percobaan yang kamu pelajari adalah pertumbuhan dan per-
kembangan tumbuhan. Langkah selanjutnya kamu mengumpulkan informasi
tentang faktor-faktor luar yang dapat memengaruhi pertumbuhan,
merumuskan masalah, dan menyusun hipotesis serta prediksi.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data/informasi dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu melalui studi kepustakaan, observasi, dan lainnya. Faktor-faktor yang
memengaruhi pertumbuhan tersebut dinamakan
variabel bebas
, sedangkan
pertumbuhan tumbuhannya dinamakan
variabel terikat
. Variabel bebas dalam
percobaan kamu sekarang berdasarkan studi kepustakaan, di antaranya
cahaya, suhu, kelembapan, air, dan nutrisi, sedangkan pertumbuhan yang
ditunjukkan dengan panjang, lebar, atau berat merupakan variabel terikat.
Tugas kamu sekarang menemukan hubungan antara kedua variabel tersebut,
4
Biologi Kelas XII SMA dan MA
misalnya “Pengaruh Cahaya terhadap Pertumbuhan Tumbuhan”. Dengan
demikian, kamu harus mencari jawaban dari pengaruh salah satu variabel
(cahaya) terhadap pertumbuhan tumbuhan.
2. Perumusan Masalah
Jika kamu telah dapat mengidentifikasi dan memahami variabel bebas
dan variabel terikat langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah. Dari
beberapa variabel bebas yang kamu ketahui berdasarkan pengamatan/
observasi di lapangan dan atau buku pustaka, kamu dapat memilih salah
satu. Misalnya, dari hasil observasi, pertumbuhan rumput pada lahan yang
teduh karena rindangnya kanopi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
pertumbuhan rumput pada lahan yang banyak mendapatkan cahaya
matahari, rumusan masalah dapat disusun sebagai berikut: “
jika kurang cahaya,
maka pertumbuhan tumbuhan akan terhambat
”.
3. Penyusunan Hipotesis
Setelah merumuskan masalah, langkah selanjutnya adalah menyusun
hipotesis atau jawaban sementara dari masalah yang telah kamu rumuskan.
Bagaimana menyusun hipotesis? Ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam penyusunan hipotesis, antara lain:
a.
disusun dalam kalimat pernyataan;
b.
ada keterkaitan antara dua variabel atau lebih;
c.
dilandasi dengan hasil studi kepustakaan yang mendalam.
Hipotesis dibedakan menjadi dua, yaitu hipotesis nol dan hipotesis
alternatif. Hipotesis nol, yaitu hipotesis yang landasan teoretisnya mengarah
pada kesimpulan tidak ada pengaruh dan tidak ada hubungan. Hipotesis
alternatif, yaitu apabila dari landasan teoretis mengarah pada kesimpulan
ada pengaruh atau ada hubungan.
Berikut ini contoh hipotesis untuk percobaan pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan tumbuhan.
a.
Cahaya matahari memengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau.
b.
Cahaya matahari menghambat pertumbuhan biji kacang hijau.
4. Prediksi
Sebelum melangkah ke metode penelitian, sebaiknya penyusunan
hipotesis ini disertai dengan prediksi sehingga kita bisa memperkirakan hasil
penelitian/percobaan yang akan kita lakukan.
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
5
5. Perencanaan Eksperimen
Pada tahap merencanakan eksperimen, kamu perlu merancang teknik
pelaksanaan yang meliputi hal-hal berikut.
a.
Menentukan jenis tumbuhan yang akan diteliti.
b.
Jumlah biji.
c.
Lamanya percobaan.
d.
Tempat percobaan.
e.
Alat-alat yang diperlukan.
f.
Cara kerja percobaan, termasuk rancangan perlakuan.
g.
Data yang akan diambil dari percobaan tersebut, sekaligus cara meng-
analisis data tersebut.
Rancangan perlakuan pada percobaan ini adalah memisahkan dua
kelompok biji kacang hijau untuk ditumbuhkan di dua tempat yang berbeda,
yaitu:
a.
di tempat terang dengan intensitas cahaya matahari normal (kelompok
kontrol);
b.
di tempat gelap, tidak terkena cahaya matahari (kelompok eksperimen/
perlakuan).
Selain cahaya, kondisi lainnya untuk kedua kelompok tersebut harus
sama. Data pengamatan dari kedua kelompok percobaan tersebut berupa
panjang kecambah/pertambahan panjang kecambah yang diamati setiap hari
selama percobaan berlangsung.
B. Pelaksanaan Percobaan
Pada tahap ini, kamu melakukan percobaan sesuai dengan rencana/
rancangan yang telah disusun, yaitu dengan judul percobaan:
“Pengaruh
Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau”.
1. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan tersebut adalah sebagai
berikut.
a.
4 gelas plastik bekas air mineral/gelas kimia 20 cc.
b.
4 gumpal kapas dengan berat yang sama (2 gram).
c.
Kertas label.
d.
Penggaris.
e.
Pipet tetes.
f.
20 butir kacang hijau dengan ukuran sama.
6
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Di tempat terang
Di tempat gelap
AB
g.
Air bersih.
h.
Gelas ukur.
i.
Spidol permanen.
2. Cara Kerja
Dalam melaksanakan percobaan, ikuti langkah-langkah atau urutan cara
kerja berikut ini.
a.
Rendamlah biji kacang hijau dengan air bersih selama 1 jam.
b.
Sediakan 4 gelas bekas air mineral/gelas kimia.
c.
Masukkan segumpal kapas yang telah dibasahi dengan 10 ml air bersih
ke dalam setiap gelas.
d.
Beri label A untuk 2 gelas dan label B untuk yang dua gelas lagi.
e.
Letakkan 5 butir biji kacang hijau pada setiap gelas.
f.
Tempatkan gelas A di tempat terang dan gelas B di tempat gelap.
g.
Sirami biji-biji tersebut setiap hari dengan volume air yang sama, 25 tetes
setiap gelas secara merata.
h.
Amati dan catat pertumbuhan (pertambahan panjangnya) setiap hari,
usahakan pada waktu yang sama setiap pagi atau setiap sore. Perhatikan
Gambar 1.1.
Gambar 1.1
Pertumbuhan kacang hijau berdasarkan hasil percobaan
3. Mencatat Kondisi Lingkungan
Mencatat kondisi lingkungan percobaan merupakan hal yang penting
karena kondisi lingkungan dapat memengaruhi hasil percobaan sehingga jika
ada peneliti lain yang melakukan percobaan yang sama dan hasilnya berbeda,
kita dapat melihat kondisi lingkungan pada saat percobaan. Makin banyak
faktor lingkungan yang tercatat akan memudahkan dalam menginter-
pretasikan hasil pengamatan.
Pada percobaan yang kamu lakukan, kondisi lingkungan yang berbeda
hanya faktor cahaya, kondisi lingkungan yang perlu diketahui adalah suhu
dan kelembapan.
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
7
1
12345678910
––––––––– –
–
–
–
0,1
0,5
–
–
0,5
0,1
0.1
0,5
0,6
0,5
0,6
1
0,8
0,8
0,8
0,8
0.9
1
0,8
0,9
0,8
2
0,9
2
0.9
1,5
1,5
1
0,8
1,5
1
2,5
1
3
1
2,5
1,5
2
1
1,8
1,9
5.5
2
6,5
2,5
7
4
0,0
0,3
0,7
1,2
1,6
3,4
0,75
0,53
0,78 0,73 1,75 0,78
2,05
0,95
1,98
1,33
0,75
0,7
0,7
0,7
1,5
0,85
1.4
0,85
1,15
1,2
1
0,8
1,5
Hari
ke-
GELAS A
Modus
Median
Mean
Rata-
Rata
Biji kacang hijau ke-
2
3
4
5
6
4. Mengumpulkan dan Menganalisis Data
Informasi tentang panjang kecambah, jumlah biji yang berkecambah, dan
kondisi lingkungan yang diperoleh pada waktu percobaan disebut data.
Apabila data sudah terkumpul, langkah berikutnya adalah mengolah dan
menganalisis data agar data mempunyai arti untuk menjawab pertanyaan
dalam penelititan atau untuk menjawab hipotesis.
Ada dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data
kualitatif tidak memerlukan perhitungan matematis sebab data tersebut sudah
memiliki makna untuk menafsirkan hasil penelitian dalam percobaan yang
kamu lakukan, misalnya kapan mulai tumbuh akar; kapan kotiledon
menyusut (kondisi kotiledon); kapan tumbuh daun pertama. Data kuantitatif
merupakan data memerihal, belum bermakna, maka perlu pengolahan dan
analisis, antara lain dengan statistik. Data kuantitatif dalam percobaan ini
adalah ukuran tinggi kecambah.
Data yang telah terkumpul perlu disajikan dengan baik agar mudah
dipahami dan dianalisis. Salah satu caranya adalah dengan mengelompokkan
dan menyajikannya dalam bentuk tabel dan grafik. Berikut ini contoh tabel
hasil pengamatan, yaitu pertambahan tinggi kecambah kelompok A dan
kelompok B.
8
Biologi Kelas XII SMA dan MA
1
12345678910
––––––––– –
0,4
0,5
0,3
0,5
0,5
0,5
0,5
0,6
1
0.6
1,5
1.2
1
1
1
1
1
0,8
1
1
1,8
4,5
3,5
4,5
3
3
1
3
3,5
3,5
9
4,7
9
9,5
7
7
7,5
8
3,8
7
14,5
5
14
15
12
12,5
14
13
4
13,5
0
0,54
11,05
3,13
7,25
11,75
4,53
2,65
4,63 5,08 3,92
4
4
4,23
2,22
4,26
1,65
2,85
2,25 2,75
2
2
1
1
1,9
2,25
1
2,25
Hari
ke-
GELAS B
Modus
Median
Mean
Rata-
rata
Biji kacang hijau ke-
2
3
4
5
6
Pada tabel pengamatan yang kamu susun, terdapat kolom rata-rata, kamu
dapat menganalisis kedua kelompok data tersebut dengan membandingkan
nilai rata-rata tinggi kecambah. Kelompok mana yang mempunyai nilai rata-
rata panjang pertumbuhan kecambah lebih tinggi. Hubungan data tersebut
dengan tempat perlakuan; di tempat terang, atau di tempat gelap. Dengan
demikian, kamu dapat mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan biji kacang hijau, apakah mempercepat atau memperlambat.
Selain tabel data kuantitatif berupa perubahan tinggi kecambah, kamu
perlu membuat tabel data kualitatif berupa perubahan kondisi biji kacang
hijau, mulai dari menanam sampai tampak ada pertumbuhan selama waktu
percobaan, seperti tampak pada tabel berikut.
1
12345678910
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
T
T
BT
BT
T
T
T
TTTTTTTTT T
Hari
ke-
GELAS A
Biji kacang hijau ke-
2
3
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
9
1
01
= Tumbuhan di tempat terang
= Tumbuhan di tempat gelap
23456
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Perhatikan pula grafik pertumbuhan kacang hijau di tempat terang dan
di tempat gelap.
TTTTTTTTT T
TTTTTTTTT T
TTTTTTTTT T
4
5
6
1
12345678910
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
BT
TTTTTTTTT T
TTTTTTTTT T
TTTTTTTTT T
TTTTTTTTT T
TTTTTTTTT T
Hari
ke-
GELAS B
Biji kacang hijau ke-
2
3
4
5
6
Keterangan
BT = Belum tumbuh
T
= Tumbuh
Keterangan
BT = Belum tumbuh
T
= Tumbuh
Grafik pertumbuhan biji kacang hijau
10
Biologi Kelas XII SMA dan MA
C. Penyampaian Hasil Percobaan
Langkah terakhir dalam penelitian ilmiah adalah mengomunikasikan
hasil percobaan, agar hasil penelitian bermanfaat untuk orang lain. Cara
mengomunikasikan hasil percobaan dapat berupa lisan melalui diskusi di
kelas ataupun secara tertulis berupa laporan.
1. Secara Lisan
Apabila mengomunikasikan hasil percobaan tersebut melalui diskusi
kelas atau lingkungan terbatas lainnya, kamu harus menguasai dengan baik
seluruh rangkaian percobaan dan dapat kamu tuliskan dalam bentuk
abstraksi. Abstraksi berisi judul penelitian, latar belakang, tujuan penelitian,
perlakuan yang dilakukan, parameter yang diamati, dan hasil percobaan yang
ditulis secara ringkas dan padat.
2. Secara Tertulis
Hasil penelitian perlu pula dikomunikasikan secara tertulis dalam bentuk
laporan penelitian agar hasil penelitian bermanfaat bagi orang lain. Format
laporan penelitian ada beberapa macam, salah satu di antaranya sebagai
berikut.
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Abstrak
Bab I
Pendahuluan
A. Latar belakang
B.
Rumusan masalah
C. Pembatasan masalah
D. Hipotesis dan Prediksi
Bab II Kajian Teori
Bab III Metodologi Penelitian
A. Alat dan bahan
B.
Rancangan penelitian
Bab IV Hasil penelitian dan Pembahasan
A. Hasil
B.
Pembahasan
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
11
Bab V Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
B.
Saran
Daftar Pustaka
Lampiran (jika ada)
Setelah kamu mempelajari dan mencoba penelitian tentang pengaruh
cahaya terhadap pertumbuhan, lakukan penelitian berikutnya secara
berkelompok dengan variabel berbeda, seperti: (1) Temperatur; (2) Pupuk;
dan (3) Polutan.
Carilah informasi yang lengkap di perpustakaan sekolah.
Buat laporannya dan presentasikan di kelasmu.
Setelah kamu melakukan percobaan pertumbuhan pada tumbuhan
terutama mengenai pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan tumbuhan
serta telah dapat mengomunikasikan hasil percobaan tersebut, selanjutnya
dalam buku ini akan dibahas tentang teori pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan secara lebih detail.
D. Pertumbuhan dan Perkembangan
Salah satu ciri fisiologis makhluk hidup adalah mengalami pertumbuhan
dan perkembangan. Proses pertumbuhan ditandai dengan dua ciri dasar, yaitu
sebagai berikut.
1.
Kenaikan volume yang ireversible (tidak dapat kembali seperti asalnya)
disertai dengan pertumbuhan substansi dan diferensiasi.
2.
Kenaikan jumlah sel sebagai hasil kegiatan sel meristem.
Pertumbuhan dapat diukur dan
dinyatakan secara kuantitatif dalam
bentuk kurva, dengan menggunakan
auksanometer
, perhatikan Gambar 1.2.
Dengan alat tersebut kita dapat
mengukur kecepatan pertumbuhan
berbagai macam tumbuhan.
Perkembangan adalah suatu
proses menuju tingkat kedewasaan,
yang ditandai dengan adanya pe-
ningkatan kualitas sebagaimana
layaknya makhluk hidup dewasa.
Berbeda dengan pertumbuhan, per-
kembangan tidak dapat dinyatakan
dengan ukuran.
Tugas1.1
Gambar 1.2
Auksanometer
Sumber:
Biology,
Barrett
12
Biologi Kelas XII SMA dan MA
1. Pertumbuhan pada Tumbuhan
Pertumbuhan memanjang pada kecambah awalnya berjalan lambat,
kemudian memasuki periode panjang dan tumbuh cepat serta akhirnya
menurun lagi atau berhenti ketika mendekati dewasa, perhatikan Gambar 1.3.
Jika tinggi dan berat tumbuhan menahun digambarkan berdasarkan
umurnya, akan dihasilkan kurva pertumbuhan yang berbentuk S. Keadaan
ini merupakan salah satu ciri yang juga dijumpai pada pertumbuhan hewan.
Kurva pertumbuhan tumbuhan menahun dan tumbuhan semusim
berbeda. Tumbuhan semusim terus-menerus tumbuh, sedangkan tumbuhan
menahun berhenti tumbuh setelah matang (dewasa).
a. Pertumbuhan Akar
Bagian tumbuhan di atas permukaan tanah tumbuh dan meluas selama
masa hidupnya, demikian pula bagian akar serta cabang-cabangnya jauh
menembus tanah. Titik tumbuh pada ujung akar terdiri atas jaringan me-
ristem yang sel-selnya aktif membelah. Daerah (zona) meristem dilindungi
oleh tudung akar atau
kaliptra.
Di belakang zona meristem terdapat sel-sel hasil pembelahan meristem
yang mengalami pertumbuhan memanjang, disebut juga
zona perpanjangan
.
Sel-sel yang telah memanjang sepenuhnya (matang) berdiferensiasi
membentuk struktur-struktur khusus.
helai daun
kotiledon
epikotil
kotiledon
hipokotil
hipokotil
kotiledon
hipokotil
selaput biji
radikula
Gambar 1.3
Perkembangan biji
Sumber:
Biologi jilid 2,
Campbell
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
13
bulu akar
tudung
(a)
zona
zona
zona
pembelahan
sel (meristem
apikal dan
primer)
meristem
apikal tunas
primordia daun
protoderma
prokambium
meristem dasar
tunas aksiler
(b)
Sumber:
Biology,
Barrett
Bagian zona pemanjangan pada
akar dapat dilihat pada pengamatan
pertumbuhan kecambah yang akar-
nya kita tandai dengan tinta cina
dalam ukuran yang sama, kemudian
membiarkannya beberapa hari
sebelum diamati kembali. Untuk
lebih jelasnya perhatikan Gambar 1.4.
1)
Tudung Akar
Ujung akar ditutupi oleh tudung
akar yang terdiri atas sel-sel parenkim
yang tidak berdiferensiasi. Sel-sel
tersebut menyekresikan lendir yang
berfungsi untuk membasahi per-
mukaan tudung akar sehingga me-
mudahkan ujung akar menembus
tanah pada waktu sel-sel akar ter-
sebut memanjang. Jika sel-sel tudung
akar aus atau rusak akan digantikan
oleh sel-sel baru yang berasal dari
meristem apikal yang berada di
bagian belakang.
2)
Zona Meristematis
Zona meristematis tersusun atas kumpulan sel-sel kecil yang teratur
dengan bentuk yang relatif sama atau seragam. Karena kemampuannya
membelah diri tak terbatas, maka dinamakan sel-sel meristematis (embrional).
Sel-sel meristematis berbeda dengan sel dewasa (matang) dalam beberapa
hal terutama ukurannya. Untuk lebih jelasnya perhatikan Gambar 1.5.
(a)
(b)
Gambar 1.4
(a) Setelah mengalami pemanjangan
(b) Awal pertumbuhan akar kecambah
Gambar 1.5
Daerah titik tumbuh dengan bagian-bagiannya (a) pada akar (b) pada batang
Sumber:
Biology jilid 2,
Campbell
14
Biologi Kelas XII SMA dan MA
3)
Zona Pemanjangan
Sel-sel yang terletak di belakang zona meristematis segera menjadi besar
dan bagian akar tersebut menjadi zona pemanjangan. Sel-sel pada bagian
tersebut sebagian besar membesar dan memanjang. Hal ini menyebabkan
vakuola bertambah besar. Pembesaran vakuola tersebut menekan sitoplasma
ke arah dinding sel dan membentuk lapisan seperti garis tipis. Perubahan
pada sitoplasma dialami pula oleh inti, akhirnya inti memipih dan melekat
pada dinding sel, tetapi masih terendam sitoplasma.
Pada zona meristematis bentuk sel-selnya serupa, sedangkan pada zona
pemanjangan kelompok sel-selnya membentuk jaringan khusus, dan pada
bagian akar yang matang (dewasa) mulai tampak sel-sel yang berbeda ukuran
ataupun bentuknya. Bahkan akan tampak jelas bilamana sel-sel yang sama
telah matang berdiferensiasi menjadi bagian tengah (stele) dikelilingi bagian
yang bentuk dan ukurannya berbeda (korteks) serta lapisan terluar yang
terdiri atas selapis sel yang tipis (epidermis).
4)
Zona Pematangan
Perbedaan bentuk dan ukuran pada zona pematangan menjadi lebih jelas.
Pemanjangan yang penuh (maksimum) merupakan ciri bahwa sel-sel tersebut
telah matang atau dewasa.
Biasanya dinding sel yang matang mengalami penebalan karena
penumpukan substansi di sebelah dalam dinding tersebut. Pada jaringan yang
berbeda, jenis dan jumlah substansi yang menumpuk berbeda pula sehingga
menyebabkan perbedaan struktur.
b. Pertumbuhan Batang
Seperti halnya akar, pada ujung batang terdapat pula titik tumbuh.Titik
tumbuh batang pada umumnya tidak mempunyai pelindung yang khusus,
tetapi balutan bakal daunnya berfungsi sebagai pelindung. Pada ujung batang
terdapat tiga daerah pertumbuhan perkembangan seperti pada ujung akar.
Gambar 1.6 menunjukkan bagian-bagian batang menurut irisan memanjang,
terdiri atas zona meristem, zona memanjang, dan zona pematangan
(diferensiasi).
Pada zona meristem terdapat meristem apikal (titik tumbuh) dan bakal
daun. Permukaan bawah daun lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan
bagian permukaan atas sehingga daun muda melengkung di atas titik tumbuh.
Pada zona pemanjangan sel-sel tumbuh memanjang dan membesar serta
mulai tampak bakal jaringan pembuluh. Pada daerah diferensiasi terdapat
bermacam-macam jaringan, tetapi pada dasarnya batang memiliki lapisan-
lapisan jaringan yang sama dengan akar, yaitu epidermis, korteks, dan silinder
pusat (stele). Pertumbuhan pada batang dibagi menjadi dua, yaitu
pertumbuhan primer
dan
pertumbuhan sekunder.
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
15
Gambar 1.6
Penampang membujur ujung batang dengan berbagai zona pertumbuhan
Pertumbuhan
Pohon Albizzia termasuk keluarga tanaman polong-polongan yang
dapat tumbuh cepat. Pertumbuhan tercepat pada jenis
Albizzia falcata
, salah
satunya tumbuh mencapai 10,74 meter dalam waktu 13 bulan.
Apabila pertumbuhanmu seperti pohon ini kamu akan setinggi
gedung 30 lantai saat kamu berumur 10 tahun.
Sumber:
Ilmu Pengetahuan Tumbuhan
1)
Pertumbuhan Primer
Titik tumbuh pada ujung akar dan ujung batang telah terbentuk sejak
tumbuhan masih embrio. Oleh karena itu, titik tumbuh tersebut dinamakan
titik tumbuh primer.
Pertumbuhan yang disebabkan oleh aktivitas titik tumbuh
primer disebut
pertumbuhan primer.
2)
Pertumbuhan Sekunder
Pertumbuhan sekunder merupakan lanjutan pertumbuhan primer.
Pertumbuhan yang ditimbulkan titik tumbuh sekunder disebut pertumbuhan
sekunder. Pertumbuhan ini hanya terdapat pada tumbuhan dikotil dan
gimnospemae.
zona meristematik
zona pemanjangan
zona diferensiasi
tunas daun
meristem apikal
perikambium
epidermis
korteks
floem primer
xilem primer
Sumber:
The Study of Biology,
Baker
I N F O B I O L O G I
16
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Aktivitas kambium menghasilkan jaringan baru yang menyebabkan akar
dan batang tumbuh membesar. Oleh karena itu, kambium memegang peranan
utama dalam proses pertumbuhan sekunder. Kambium yang memengaruhi
pertumbuhan sekunder terdiri atas kambium primer dan kambium sekunder.
a)
Kambium Primer
Kambium primer terdiri atas kambium fasikuler dan kambium
interfasikuler yang bersangkutan antara yang satu dan yang lain sehingga
membentuk suatu lingkaran.
Aktivitas kambium pada akar dan batang menghasilkan unsur-unsur
kayu (xilem) ke arah dalam dan menghasilkan kulit kayu (floem) ke arah
luar. Aktivitas kambium ke dalam jauh lebih besar daripada aktivitas ke luar
sehingga bagian kayu jauh lebih tebal daripada bagian kulit kayu. Kambium
juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut arah jari-jari
dari bagian kayu sampai kulit dan disebut
jari-jari empulur.
b) Kambium Sekunder (Kambium Gabus)
Pembentukan jaringan ke arah dalam oleh kambium lebih cepat daripada
pertumbuhan jaringan ke arah luar. Hal ini menyebabkan jaringan-jaringan
sebelah luar pecah-pecah dan rusak. Akibat kerusakan tersebut, di bawah
epidermis terbentuk kambium gabus atau felogen yang bersifat meristematis.
Jaringan felogen membentuk floem ke arah luar dan membentuk feloderm
ke arah dalam. Floem terdiri atas sel-sel mati, sedangkan feloderm terdiri
atas sel-sel hidup. Pembentukan felerm dan feloderm, yang merupakan
jaringan gabus, bersifat impermeabel terhadap air dan udara sehingga
menyebabkan pertukaran gas melalui epidermis batang terhambat. Oleh
karena itu, di tempat-tempat tertentu pada epidermis terdapat celah yang
dinamakan
lenti sel
(perhatikan Gambar 1.7)
.
Gambar 1.7
Penampang melintang batang tua dan lentisel
epidermis
xilem sekunder
Floem sekunder
Lenti sel tempat
pertukaran gas
Kolenkim korteks
Lapisan gabus yang
kedap air dan udara
Sumber:
Advanced Biology,
Clegg
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
17
Pertumbuhan sekunder tidak berlangsung terus-menerus sepanjang
tahun. Pada musim hujan, ketika air dan zat makanan cukup, terjadi
pertumbuhan pesat, sedangkan pada musim kemarau pertumbuhan tersebut
terhenti. Pertumbuhan jaringan sekunder selama satu masa tumbuh, yaitu
dari musim kemarau ke musim kemarau lagi, tampak seperti lingkaran
konsentris lingkaran tahun.
Tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium. Oleh karena itu, tidak
terjadi pertumbuhan sekunder. Batang monokotil setelah mencapai ukuran
tertentu tidak akan bertambah besar lagi.
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan
Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan, yaitu hereditas dan
nutrisi. Berikut ini akan kamu pelajari tentang hereditas dan nutrisi.
a. Hereditas
Sel dikatakan unit hereditas karena di dalamnya terdapat kromosom dan
gen yang bertanggung jawab dalam pewarisan sifat keturunan atau heredi-
tas melalui pembiakan. Gen menumbuhkan jaringan dan organ yang akhirnya
membina karakter makhluk hidup.
Dalam pertumbuhan tumbuhan, sel-sel membiak dengan membelah diri,
menjadi besar, berdiferensiasi sesuai dengan pola hereditas dan menghasilkan
sejumlah besar variasi sel yang terorganisasi dalam jaringan dan organ. Di
samping itu, gen berperan pula dalam penyusunan enzim-enzim dan hormon
tumbuh yang mengatur dan mengendalikan pertumbuhan.
b. Nutrisi
Nutrisi atau zat makanan berupa unsur-unsur atau senyawa kimia
lainnya diperlukan tumbuhan sebagai sumber energi dan sumber materi
untuk sintesis berbagai komponen sel yang diperlukan selama pertumbuhan.
Unsur-unsur tersebut sebagian diperoleh dari dalam tanah yang diserap
melalui bulu-bulu akar.
Unsur-unsur yang diperlukan oleh tumbuhan dalam jumlah relatif besar
disebut unsur makro, yaitu C, O, H, N, S, F, K, Ca, dan Mg. Unsur-unsur
yang diperlukan tumbuhan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro, yaitu
Fe, Cl, Cu, Mn, Zn, Mo, Bo, dan Ni, sedangkan unsur-unsur yang diperlukan
tumbuhan dalam jumlah sangat sedikit oleh tumbuhan tertentu disebut unsur
tumbuhan. Hal ini berdasarkan pada hasil percobaan dari W. Pfeffer, Julius
sach, dan W. Knop.
Jika kebutuhan salah satu unsur tersebut tidak terpenuhi, proses
metabolisme tubuh tumbuhan akan terhambat, dan hal tersebut akan
memengaruhi pertumbuhan seperti pada Gambar 1.8.
18
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Gambar 1.8
1-2-3-4-5-7-8-9-10 = Tanaman yang kekurangan salah satu unsur hara
6 = Tanaman dengan nutrisi lengkap terpenuhi
12 3 45
10
9
8
7
6
Setiap unsur yang dibutuhkan tumbuhan memiliki peranan dan
menimbulkan gejala tertentu apabila terjadi kekurangan atau kelebihan.
Berikut ini beberapa unsur yang dibutuhkan tumbuhan beserta fungsinya,
dan gejala yang timbul apabila kekurangan unsur tersebut.
a.
Nitrogen (N) merupakan komponen struktural protein, asam nukleat,
hormon, dan enzim. Gejala kekurangan N, yaitu pertumbuhan terhambat
(tumbuhan menjadi kerdil), serta daun menjadi pucat dan kuning.
b.
Kalium (K) berfungsi untuk mengatur keseimbangan ion di dalam sel
serta merupakan kofaktor enzim dan berperan di dalam metabolisme
karbohidrat. Gejala kekurangan kalium, yaitu perubahan karbohidrat
terhambat dan daun berwarna kuning.
c.
Fosfor (P) merupakan penyusun fosfolipid asam nukleat dan ATP
(adenosin triposfat). Gejala kekurangan P, yaitu pertumbuhan terhambat
dan daun berwarna hijau tua serta ada bagian yang mati.
d.
Sulfur (S) merupakan komponen asam amino, sistein, metionin, dan
beberapa vitamin. Gejala kekurangan S, yaitu daun menjadi kuning.
e.
Magnesium (Mg) merupakan penyusun klorofil dan kofaktor beberapa
enzim. Gejala kekurangan Mg, yaitu klorosis, daun menguning dan kering
mulai dari ujung.
Sumber:
Biology,
Barrett
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
19
f.
Kalsium (Ca) berfungsi untuk mempertahankan permeabilitas membran
plasma dan menyusun asam pekat dalam lamela tengah (middle lamela).
Gejala kekurangan Ca, yaitu pertumbuhan terhambat karena lamela
tengah tidak terbentuk sehingga pembelahan sel terganggu.
g.
Besi (Fe) berperan dalam pembentukan klorofil dan merupakan bagian
terpenting dari enzim sitokrom, peroksidase, dan katalase. Gejala
kekurangan Fe, yaitu klorosis, helai daun menguning.
h.
Boron (B) belum diketahui fungsinya secara jelas, diduga berperan dalam
transpor glukosa. Gejala kekurangan B, yaitu ujung-ujung batang
mengering dan rusak.
i.
Mangan (Mn) merupakan kofaktor enzim pernapasan, fotosintesis, dan
metabolisme nitrogen. Gejala kekurangan Mn, yaitu daun berwarna pucat
(klorosis).
j.
Seng (Zn) berperan dalam sintesis asam amino serta merupakan oktivator
enzim dehidroginase. Gejala kekurangan Zn, yaitu pertumbuhan
terhambat.
k.
Tembaga (Cu) berperan dalam transfer elektron di dalam kloroplas dan
merupakan bagian dari enzim reaksi oksidasi-reduksi. Gejala kekurangan
Cu, yaitu daun-daunan berguguran dan ujung daun menjadi kisut.
l.
Molibdenum (Mo) merupakan bagian dari enzim pereduksi nitrat dan
fiksasi nitrogen. Gejala kekurangan Mo, yaitu pertumbuhan terhambat.
Pengetahuan tentang berbagai nutrien yang dibutuhkan tumbuhan
dimanfaatkan oleh para petani untuk bercocok tanam secara hidroponik, seperti
pada Gambar 1.9. Hidroponik merupakan pengembangan teknik bercocok
tanam dengan air yang mengandung nutrien tertentu sebagai medium tanam.
Banyak industri pertanian yang berkembang pesat berawal dari hidroponik.
Sumber:
The Study of Biology,
Baker
Gambar 1.9
Bercocok tanam
dengan teknik
hidroponik.
20
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Cobalah menanam sayuran secara hidroponik, seperti tomat, terong atau
cabai, dengan meminta bimbingan Dinas Pertanian setempat. Lakukan secara
berkelompok, lalu buatlah laporannya.
c. Hormon
Pada tumbuhan, tidak dikenal adanya kelenjar serta sistem sirkulasi
seperti pada hewan, tetapi tumbuhan memiliki kemampuan menyusun suatu
senyawa organik yang didistribusikan dari suatu bagian tertentu dan
memberikan reaksi fisiologis pada bagian lain. Senyawa tersebut dinamakan
fitohormon
(hormon tumbuhan) yang berfungsi sebagai zat pengatur. Oleh
karena itu, para ahli botani menyebutnya substansi regulator pertumbuhan.
Dewasa ini dikenal beberapa fitohormon, yaitu auksin, giberelin, sitokinin,
dan etilen.
1)
Auksin
Auksin merupakan hormon pertumbuhan yang sangat penting. Auksin
ditemukan oleh F.W. Went pada tahun 1928. Senyawa tersebut didapatkan
pada ujung koleoptil kecambah
Avena Sativa
sejenis gandum. Selain di ujung
koleoptil, auksin dihasilkan juga pada ujung batang, tunas puncak daun
muda, dan buah yang sedang tumbuh. Auksin berfungsi untuk memacu
perpanjangan sel di daerah belakang meristem.
Auksin beredar ke seluruh tubuh tumbuhan dari pusat pembentukan,
yaitu di ujung koleoptil, menuju ke arah basipetal, yaitu akar. Berdasarkan
eksperimen dapat ditunjukkan bahwa walaupun batang diletakkan terbalik,
yaitu ujung batang berada di bawah, auksin tetap akan dialirkan menuju
akar yang dalam keadaan tersebut berada di atas.
Dari hasil penelitian dapat diketahui ada beberapa macam auksin, di
antaranya:
a)
Auksin a – terdapat pula pada urine hewan dan manusia.
b) Auksin b – terdapat pada minyak kecambah jagung.
Beberapa auksin dibuat secara sintetis, yaitu Asam Indole Asetat, Asam
Indole Butirat, dan Asam Naftalen Asetat. Heteroauksin dikenal juga dengan
nama Asam Indole Asetat.
Secara ringkas fungsi auksin adalah sebagai berikut.
a)
Merangsang pembelahan, perpanjangan, dan diferensiasi sel-sel pada
daerah titik tumbuh.
b) Menghambat pembentukan tunas.
c)
Merangsang pembentukan bunga dan buah.
Tugas1.2
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
21
Hubungan Auksin dengan Beberapa Proses Fisiologi
Secara fisiologis fitohormon berpengaruh terhadap berbagai proses, di
antaranya proses pengembangan sel, fototropisme, geotropisme, pertum-
buhan akar, partenokarpi, peluruhan, dan apikal dominan.
(1) Proses pengembangan sel
Heteroauksin yang dihasilkan di bagian ujung memengaruhi sintesis
enzim tertentu yang kelak akan diteruskan menuju dinding sel dan
menyebabkan dinding sel menjadi elastis. Dengan adanya sifat elastis tersebut,
dinding sel mudah merenggang dan dapat tumbuh memanjang.
(2) Fototropisme
Fototropisme adalah peristiwa pergerakan tumbuhan ke arah datangnya
cahaya. Hal ini terjadi karena bagian yang tidak mendapat cahaya akan
bertambah panjang dan lebih cepat.
Cholodny
dan
Went
menerangkan bahwa cahaya menyebabkan terjadinya
pemindahan auksin secara lateral dari bagian yang terkena cahaya menuju
bagian yang tidak terkena cahaya. Dengan demikian, jumlah auksin yang
ada di bagian gelap akan lebih banyak daripada di bagian terang. Hal ini
menyebabkan bagian batang yang tidak terkena cahaya akan bertambah
panjang lebih cepat, akibatnya batang membelok ke arah cahaya.
(3) Geotropisme
Geotropisme adalah pengaruh gravitasi bumi terhadap pertumbuhan
yang terdiri atas:
(a) Geotropisme positif, yaitu gerak akar yang mengarah ke pusat bumi.
(b) Geotropisme negatif, yaitu gerak batang yang menjauhi pusat bumi.
Untuk memahami hubungan geotropisme dan auksin perlu diingat
adanya dua aspek penting mendasar, yaitu sebagai berikut.
(a) Jumlah auksin yang relatif besar pada batang akan menyebabkan batang
tumbuh lebih cepat, sebaliknya dengan jumlah auksin relatif kecil pada
akar akan terhambat pertumbuhannya.
(b) Selain gerak penyebaran auksin yang basipetal, adanya gravitasi juga
turut berpengaruh, hal ini dapat diterangkan melalui percobaan sebagai
berikut. Jika suatu tumbuhan dalam pot diletakkan mendatar, auksin lebih
banyak di bagian bawah dibandingkan dengan bagian atas. Jumlah auksin
yang lebih banyak di sisi sebelah bawah akan memberikan pengaruh
yang berbeda pada akar dan batang. Pada batang menyebabkan sisi
sebelah bawah tumbuh panjang lebih cepat, akibatnya batang akan
tumbuh ke atas menjauhi pusat bumi. Sebaliknya pada akar, jumlah
auksin yang lebih banyak pada sisi sebelah bawah akan menghambat
pertumbuhan bagian tersebut sehingga sisi atas tumbuh lebih cepat
dibandingkan sisi bawah akibat akar tumbuh menuju pusat bumi.
22
Biologi Kelas XII SMA dan MA
(4) Auksin dan pembentukan akar
Dari pengalaman sehari-hari dapat diketahui adanya tanaman yang dapat
dibiakkan secara vegetatif dengan stek. Pemakaian berbagai macam
fitohormon pada stek daun, batang, dan akar dapat merangsang pertumbuhan
akar, seperti auksin asam Indole Butirat, dan asam Naftalena Asetat.
Pengetahuan pemakaian berbagai macam fitohormon dalam merangsang
pertumbuhan akar dimanfaatkan para petani untuk membiakkan secara
vegetatif agar keturunannya tetap memiliki ciri-ciri yang diinginkan seperti
induknya dan tumbuh cepat, seperti yang tampak pada Gambar 1.10.
Gambar 1.10
Pengaruh auksin pada
pembentukan akar
a. tidak diberi auksin
b. setelah diberi auksin
Sumber:
The Study of Biologi,
Baker
(5) Partenokarpi
Partenokarpi adalah pembentukan buah tanpa terjadi pembuahan
sehingga menghasilkan buah tanpa biji, seperti yang terjadi pada buah pisang,
anggur tak berbiji, dan jeruk tak berbiji.
Buah partenokarpi dapat dihasilkan secara buatan dengan cara pemberian
auksin pada putiknya. Untuk itu digunakan asam Indole Butirat, giberelin,
dan sitokinin. Pengetahuan tersebut di atas dimanfaatkan para petani untuk
menghasilkan buah-buahan tanpa biji seperti yang telah kita nikmati dewasa
ini. Menurut penelitian Muir (1924), kandungan auksin pada ovarium yang
mengalami pembuahan meningkat dan menyebabkan pembengkakan
dinding ovarium. Pembengkakan ini disebabkan oleh auksin yang berasal
dari serbuk sari atau auksin yang disintesis pada bakal buah sebagai hasil
rangsangan serbuk sari. Pemberian auksin pada bunga merupakan suplai
auksin tanpa adanya serbuk sari.
(6) Apikal dominan
Apikal dominan merupakan suatu gejala bahwa selama pucuk batang
(tunas terminal) masih ada, pertumbuhan tunas samping (tunas lateral) akan
terhambat. Kalau tunas terminal dihilangkan, tunas ketiak daun akan segera
tumbuh. Pengaruh tunas pucuk (terminal) yang menekan tunas lateral disebut
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
23
apikal dominan
. Dalam percobaan, jika tunas terminal yang dipotong diganti
dengan potongan agar-agar yang mengandung auksin, tidak terjadi
pertumbuhan tunas lateral, jika potongan agar-agar tadi diambil, per-
tumbuhan tunas lateral akan terbentuk, seperti terlihat pada Gambar 1.11.
Gambar 1.11
a. Auksin dari tunas apikal
menghambat
pertumbuhan tunas
b. Pembuangan tunas
apikal dari tumbuhan
yang sama
memungkinkan
tumbuhnya cabang
lateral
tunas aksiler
bonggol
setelah
pemotongan
tunas
percabangan
Sumber:
Biologi jilid 2,
Campbell
(7) Peluruhan
Peluruhan merupakan suatu proses alami yang terjadi pada bagian
tumbuhan, seperti pada daun, buah, dan bunga. Peluruhan akan berlangsung
karena terbentuknya suatu lapisan melintang yang sel-sel parenkimnya
terpisah karena proses penuaan. Lapisan tersebut dinamakan lapisan peluruh
pada tangkai daun, bunga, dan buah. Jika helai daun dipotong, tangkai daun
akan meluruh karena hilangnya persediaan auksin pada daun. Akan tetapi,
jika tangkai daun tersebut diberi auksin, peluruhan dapat terhambat.
2)
Giberelin
Giberelin ditemukan oleh F.
Kurasawa (1926) yang diperoleh dari
jenis jamur
Gibberella Fujikuroi
, parasit
pada tanaman padi.
Gibberella
ini
berpengaruh pada pembelahan dan
pemanjangan sel tumbuhan. Dari
percobaan di University of Michigan,
kubis yang tingginya biasanya hanya
3 dm, setelah diberi giberelin tinggi-
nya dapat mencapai 3,5 m. Selain itu,
giberelin juga mempercepat per-
tumbuhan buah-buahan seperti
tampak pada Gambar 1.12 sehingga
waktu panen
dapat dipercepat sampai
hampir 50%.
Gambar 1.12
Pengaruh giberelin pada
anggur tak berbiji
Sumber:
Biologi Jilid 2,
Campbell
24
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Sebelum giberelin dapat diisolasi, jamur
Gibberella
dikultur dalam me-
dium cair, maka cairan akan mengandung sekresi dari jamur tersebut.
Sekarang telah diketahui bahwa giberelin terdapat pada berbagai bagian jenis
tumbuhan sebagai regulator pertumbuhan.
Sayuran Raksasa dari Jepang
Seorang petani Jepang dapat mengembangkan lobak dengan
memanfaatkan hormon giberelin hingga panjangnya mencapai 1,2 m
dengan bobot 20 kg.
Sumber:
Pustaka Alam Life
3)
Sitokinin
Pada tahun 1950, F. Skoog dan C.O Miller menemukan regulator
pertumbuhan yang disebut
sitokinin
. Pada tumbuhan, sitokinin merangsang
pembelahan sel (sitokinesis) yang banyak berpengaruh pada pertumbuhan
akar dan tunas. Sitokinin diperoleh dari ragi, santan kelapa, ekstrak buah
apel, dan dari materi tumbuhan lain. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa
sitokinin berperan dalam pengontrolan hampir semua fase pertumbuhan,
bekerja sama dengan auksin. Sitokinin yang telah lama dikenal adalah
kine-
tin
dan
zeatin.
4)
Etilen
Etilen merupakan regulator pertumbuhan pada tumbuhan yang
memengaruhi
pematangan buah-buahan. Sebuah apel matang yang disimpan
bersama apel yang belum matang akan mempercepat pematangan apel
lainnya.
Dewasa ini pengetahuan tersebut telah dimanfaatkan secara komersial,
yaitu untuk melunakkan buah-buahan yang masih keras. Hormon lain yang
terdapat pada tumbuhan, yaitu kalin dan florigen.
1.
Kalin
, berfungsi mengatur pembentukan organ tumbuhan. Misalnya,
rizokalin
mengatur pembentukan akar,
kaulokalin
mengatur pembentukan
batang,
fitokalin
mengatur pembentukan daun.
2.
Florigen
berfungsi mengatur pertumbuhan bunga.
d. Cahaya
Cahaya mutlak diperlukan sebagai sumber energi terbesar bagi makhluk
hidup. Tumbuhan hijau memanfaatkan cahaya secara langsung dalam proses
fotosintesis dan secara tidak langsung energinya
dibutuhkan oleh hewan dan
manusia.
I N F O B I O L O G I
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
25
Umumnya cahaya merupakan
faktor yang menghambat pertumbuh-
an karena cahaya dapat menyebabkan
translokasi hormon (regulator per-
tumbuhan). Hal ini dapat dibuktikan
dengan menempatkan dua pot
kecambah, yang satu disimpan di
tempat yang gelap dan yang satunya
lagi disimpan di tempat yang terang
atau banyak cahaya.
Perhatikan
Gambar 1.13, dalam beberapa hari
kecambah di tempat gelap lebih cepat
tumbuh dengan ruas-ruas yang
panjang, tetapi keadaannya lemah.
Pertumbuhan yang cepat di tempat
gelap ini disebut
etiolasi
.
(a)
(b)
Sumber:
Biologi Jilid 2,
Campbell
Gambar 1.13
Pertumbuhan kecambah
kacang hijau berumur 7 hari
a. di tempat gelap b. di tempat terang
cahaya
lamanya
24
malam
ada
tumbuhan hari pendek
tumbuhan hari panjang
Gambar 1.14
Tumbuhan hari pendek berbunga jika malam lebih panjang daripada waktu
siang. Tumbuhan hari panjang berbunga jika siang lebih panjang daripada waktu malam.
Sumber:
Biologi Jilid 2,
Campbell
Fotoperiodisme
Lamanya penyinaran juga memengaruhi pertumbuhan. Di daerah
subtropik, beberapa jenis tanaman termasuk tumbuhan hari panjang. Bunga
mekar pada akhir musim panas, yaitu setelah tumbuhan mendapat
penyinaran lebih dari 12 jam. Pertumbuhan vegetatif dan generatif suatu
tumbuhan sangat dipengaruhi oleh lamanya penyinaran. Tanggapan suatu
tumbuhan terhadap panjang pendeknya hari disebut
fotoperiodisme.
Untuk
lebih jelasnya perhatikan Gambar 1.14.
Cahaya juga merangsang pertumbuhan bunga. Ada tumbuhan yang
berbunga pada hari pendek (lamanya penyinaran matahari lebih pendek
daripada waktu malam). Ada pula tumbuhan yang berbunga pada hari
panjang (lamanya penyinaran matahari lebih panjang daripada waktu
malam). Hal ini berkaitan dengan aktivitas hormon fitokrom pada tumbuhan.
26
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Sebagai contoh tanaman kol (
Brassica
Sp) di Indonesia tidak pernah
berbunga. Akan tetapi, jika diberi cahaya dalam waktu yang lebih lama secara
periodik, tanaman kol dapat tumbuh memanjang dan berbunga. Beberapa
tumbuhan hari panjang dapat berbunga jika diberi Giberelin atau sitokinin.
e. Suhu
Dengan percobaan dan pemeliharaan pertumbuhan dalam berbagai suhu,
dapat diketahui pengaruh suhu terhadap proses tumbuh, perhatikan Gambar
1.15. Umumnya tumbuhan tidak tumbuh di bawah suhu 0
r
C dan di atas 40
r
C.
Suhu yang dikehendaki atau yang baik bagi pertumbuhan adalah 20
r
C – 37
r
C.
Untuk tumbuh normal pada habitatnya, makhluk hidup memiliki kisaran
suhu tertentu, yaitu sebagai berikut.
1)
Suhu minimum adalah suhu
terendah. Pada suhu ini tum-
buhan masih dapat tumbuh.
Suhu minimum untuk tum-
buhan di daerah tropis adalah
10
r
C, sedangkan di daerah
subtropis 5
r
C.
2)
Suhu maksimum adalah suhu
tertinggi. Pada suhu ini tum-
buhan masih dapat tumbuh.
3) Suhu optimum adalah suhu
yang paling sesuai bagi pertum-
buhan tumbuhan.
Apabila suhu lingkungan suatu
tumbuhan di bawah suhu minimum,
segala aktivitas fisiologi tubuhnya
akan terhenti, dan ini disebut masa
tidur (Dormansi), keadaan ini terjadi
pada beberapa tumbuhan pada
musim dingin di negara-negara yang
memiliki 4 musim.
f. Kelembapan
Kelembapan udara dan tanah sangat berpengaruh dalam proses
pertumbuhan. Kelembapan udara memengaruhi proses penguapan air yang
berkaitan dengan penyerapan unsur hara. Jika kelembapan udara rendah,
penguapan akan besar sehingga penyerapan unsur hara pun makin banyak.
Hal ini dapat memacu pertumbuhan.
Gambar 1.15
Pengaruh suhu pada
Bowallia
Sumber:
The Study of Biology,
Baker
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
27
Rangkuman
Kelembapan tanah bergantung pada kandungan organik di dalamnya.
Makin tinggi kandungan bahan organik dalam tanah, makin banyak pula
jumlah air yang dapat diikat. Hal tersebut dapat mengurangi kepadatan
struktur tanah sehingga porositas dan sirkulasi menjadi lebih baik. Hal ini
penting karena sel-sel akar tanaman memerlukan oksigen untuk respirasi sel
yang energinya diperlukan untuk proses transpor aktif dalam penyerapan
unsur hara tanaman. Beberapa tumbuhan yang berkembang biak secara
generatif, memerlukan kelembapan lebih rendah sehingga tumbuhan tersebut
berbunga pada awal musim kemarau.
1.
Langkah-langkah dalam melaksanakan percobaan, yaitu
mengumpulkan data, merumuskan masalah, menyusun hipotesis,
prediksi, dan merencanakan eksperimen.
2.
Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan dinamakan
variabel bebas, sedangkan pertumbuhan tumbuhannya dinamakan
variabel terikat.
3.
Cara mengomunikasikan hasil percobaan dapat secara lisan melalui
diskusi ataupun secara tertulis berupa laporan.
4.
Tumbuh adalah perubahan volume yang ireversibel disertai dengan
pertambahan substansi maupun jumlah sel. Pertumbuhan dapat
diukur dengan menggunakan auksanometer.
5.
Pada ujung akar dan ujung batang terdapat titik tumbuh yang
tersusun atas jaringan meristem dan sel-selnya aktif membelah.
6.
Faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan, yaitu hereditas,
nutrisi, hormon, cahaya, suhu, dan kelembapan.
7.
Dewasa ini dikenal beberapa fitohormon, yaitu auksin, giberelin,
sitokinin, dan etilen.
Kata Kunci
auksanometer
auksin
etilen
etiolasi
fotoperiodisme
giberelin
meristem
pertumbuhan primer
pertumbuhan sekunder
28
Biologi Kelas XII SMA dan MA
Evaluasi Akhir Bab
A. Pilih jawaban yang paling tepat.
1.
Bertambah besarnya batang dan akar tumbuhan disebabkan oleh . . . .
A. bertambah besarnya sel dalam jaringan
B.
bertambah banyaknya sel dalam jaringan
C. bertambah besar dan tebalnya dinding sel
D. bertambah besar dan banyaknya sel jaringan
2.
Kaidah penyusunan laporan karya tulis ilmiah adalah . . . .
A. hipotesis merupakan bagian bab I
B.
kajian teori merupakan bagian bab II
C. rancangan penelitian merupakan bagian bab I
D. pembahasan merupakan bagian bab III
E.
kesimpulan merupakan bagian bab IV
3.
Dari hasil percobaan penanaman biji kacang, yang termasuk data kuali-
tatif adalah . . . .
A. mulai tumbuhnya akar
B.
tumbuhnya daun pertama
C. kotiledon mulai menyusut
D. ada tidaknya cahaya matahari
E.
tinggi kecambah
4.
Di bawah ini hal-hal yang memengaruhi pertumbuhan.
1.
cahaya
3.
kelembapan
5.
jenis biji
2.
suhu
4.
kadar O
2
Dari hal-hal tersebut, yang termasuk variabel bebas adalah . . . .
A. 1 – 2 – 3 – 4
D. 1 – 2 – 4 – 5
B.
1 – 2 – 3 – 5
E.
1 – 3 – 4 – 5
C. 2 – 3 – 4 – 5
5.
Suatu kecambah mengalami etiolasi, artinya kecambah tersebut
mengalami . . . .
A. pembesaran tubuh yang tidak normal
B.
pertumbuhan terlalu cepat di tempat gelap
C. pertumbuhan lambat di tempat gelap
D. pertumbuhan lambat karena ada cahaya
E.
perkembangan terlalu cepat di tempat gelap
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
29
6.
Grafik yang menunjukkan perbandingan pertumbuhan antara kecambah
di tempat terang dan di tempat gelap adalah . . . .
A.
Y
X
D.
Y
X
B.
Y
X
E.
Y
X
C.
Y
X
7.
Tiga faktor penting yang memengaruhi perkecambahan biji adalah . . . .
A. air, udara, dan tanah
B.
tanah, udara, dan suhu
C. tanah, air, dan suhu
D. cahaya, suhu, dan kelembapan
E.
air, udara, dan suhu
8.
Hormon pada tumbuhan berfungsi untuk merangsang pembentukan
organ-organ tubuh di antaranya hormon:
1.
autokalin
3.
kaulokalin
5.
auksin
2.
rizokalin
4.
fitokalin
6.
traumalin
Hormon yang berfungsi untuk merangsang pembentukan bunga, akar,
dan daun adalah . . . .
A. 1 – 2 – 3
D. 3 – 4 – 5
B.
1 – 2 – 4
E.
2 – 3 – 5
C. 4 – 5 – 6
Keterangan:
y
= pertumbuhan kecambah
x
= waktu
- - - - -
= tempat gelap
______
= tempat terang
30
Biologi Kelas XII SMA dan MA
9.
Para petani, saat ini sudah dapat menghasilkan buah-buahan tanpa biji.
Hal ini atas pengetahuan dari fungsi hormon . . . .
A. auksin
D. giberelin
B.
etilen
E.
traumalin
C. sitokinin
10. Auksin dapat bekerja sebagai zat yang dapat mempercepat pertumbuhan
apabila berada dalam keadaan . . . .
A. tidak terkena sinar matahari
D. udara lembap
B.
tidak dipengaruhi sinar
E.
suhu udara tinggi
C. sinar cukup terang
11.
Perhatikan grafik per-
tumbuhan kecambah di
samping ini.
Berdasarkan grafik tersebut, kecepatan pertumbuhan yang paling besar
pada hari ke . . . .
A. 0 – 1
D. 3 – 4
B.
1 – 2
E.
4 – 5
C. 2 – 3
12. Ciri tumbuhan telah dewasa salah satunya adalah . . . .
A. berbunga dan berbuah
B.
tumbuhnya tunas pada ketiak daun
C. batangnya bertambah besar
D. kulit batang terlihat retak-retak
E.
tumbuhnya akar cabang
13. Pada pertumbuhan akar, zona yang sel-selnya mengalami diferensiasi
adalah . . . .
A. tudung akar
D. pematangan
B.
meristem
E.
meristem dan elongasi
C. elongasi
1
0
20
40
60
80
panjang kecambah (mm)
100
120
140
160
180
23456
hari ke
Percobaan Pertumbuhan pada Tumbuhan
31
O
Y
X
O
Y
X
14. Hormon tumbuhan yang memengaruhi pematangan buah adalah . . . .
A. sitokinin
B.
auksin
C. etilen
D. hetero auksin
E.
asam absisat
15. Berikut ini tabel hasil pengamatan pertumbuhan selama 10 hari.
Pertumbuhan Kecambah
Hari ke-
1
2
3
45678910
Panjang (mm) 0,0
0,5
1
4
4,5
5,5
6,0
6,2
7,1
7,2
Berdasarkan tabel di atas, grafik di bawah ini yang menunjukkan
hubungan panjang kecambah dengan lama pengamatan adalah . . . .
A.
B.
C.
E.
D.
O
Y
X
O
Y
X
O
Y
X
Keterangan:
Sumbu X = waktu/hari
Sumbu Y = panjang kecambah
32
Biologi Kelas XII SMA dan MA
B. Jawab pertanyaan berikut ini dengan benar.
1.
Pada pertumbuhan akar kecambah, tunjukkan bagian manakah yang
lebih cepat tumbuh. Mengapa demikian? Jelaskan.
2.
Tuliskan 3 daerah pertumbuhan pada batang, daerah manakah yang
pertumbuhannya lebih cepat.
3.
Jelaskan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan.
4.
Pertumbuhan dipengaruhi oleh 3 faktor, baik faktor luar maupun faktor
dari dalam. Sebutkan faktor-faktor tersebut.
5.
Jelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tumbuhan.